• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Pak Jokowi tidak Bisa Disamakan dengan Fir’aun (Catatan untuk Cak Nun)

Pak Jokowi tidak Bisa Disamakan dengan Fir’aun (Catatan untuk Cak Nun)

January 17, 2023
Heru siswanto

Kebodohan yang Terorganisir

May 24, 2025
Marus Amin

Hadiri Anugerah Syiar Ramadan 2025, Kiai Maruf: Tayangan Ramadan Harus Jaga Pola Pikir Umat dan Perilaku Menyimpang

May 24, 2025
Foto: Masjid Kinbaluh

Khutbah Jumat: Berbakti Pada Orang Tua yang Sudah Tiada

May 23, 2025
Haji Lilur

Situbondo Darurat Korupsi, Haji Lilur Serukan LBH GKS BASRA dan GP SAKERA Lakukan Perlawanan dan Edukasi Anti Korupsi

May 22, 2025
Ade Kunang

Dampak Kebakaran Pasar Bojong, Pemkab Bekasi Prioritaskan Pemulihan dan Revitalisasi Pasar

May 23, 2025
Amany Lubis

Viral Kasus Inses, Amany Lubis: MUI ada Opsi Hukuman Mati untuk Pelaku

May 22, 2025
KH. Cholil Nafis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah

Ketua MUI Setuju Wacana Pemangkasan Masa Tinggal Jamaah Haji, Ibadah Haji Cukup 20 Hari

May 21, 2025
PHD

Harus Bayar Sendiri BIPIH Sebesar Rp94 Juta, PHD Asal Lumajang Dicoret Kemenag Sebagai Petugas Haji

May 21, 2025
PPPK

71.010 PPPK Kemenag Akan Dilantik Serentak, Ditandai Aksi Tanam Pohon

May 21, 2025
Pengamanan Kejaksaan adalah Perang Melawan Oligarki Hitam dan Mafia Pendidikan

Pengamanan Kejaksaan adalah Perang Melawan Oligarki Hitam dan Mafia Pendidikan

May 21, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Sunday, May 25, 2025
  • Login
Liputan 9
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan 9
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Pak Jokowi tidak Bisa Disamakan dengan Fir’aun (Catatan untuk Cak Nun)

Oleh: KH. Ahmad Ishomuddin

liputan9news by liputan9news
January 17, 2023
in Uncategorized
A A
0
Pak Jokowi tidak Bisa Disamakan dengan Fir’aun (Catatan untuk Cak Nun)

KH Ahmad Ishomuddin

638
SHARES
1.8k
VIEWS

Sejak dahulu kala selalu ada saja orang yang melontarkan kritik pedas kepada orang yang sedang berkuasa dan membuat orang-orang di sekitarnya merasa kurang nyaman. Padahal nyata tidak ada sebuah pemerintahan di dunia ini yang sempurna dan terbebas dari kekurangan. Bahkan amat mungkin andaikan kursi kekuasaan itu diserahkan kepada para pengkritik atau para penghina itu, belum tentu mereka mampu mengelola pemerintahan dengan baik, apalagi lebih baik.

Demikian halnya, tidak seorangpun pemimpin pemerintahan di negeri kita ini yang bebas dari kekurangan, apalagi jika kekurangan dan kesalahannya dicari-cari, pasti jauh dari sempurna dan jauh pula dari memuaskan. Sedangkan kebaikannya saja amat mungkin dipandang sebagai keburukan belaka oleh para pembencinya yang jauh dari rasa keadilan.

Bayangkan, seorang manusia suci, Nabi Muhammad shalla Allahu ‘alaihi wa sallama saat membagi ghanimah (harta rampasan perang) saja pernah dengan cara tidak santun diminta untuk bersikap adil oleh Abdullah bin Dzi al-Khuwaishirah. Sehingga membuat sahabat dan pengikut setia beliau, Sayyiduna Umar bin al-Khaththab naik darah dan meminta izin agar diperkenankan untuk memenggalnya. Tetapi beliau mencegah dan meredakan amarahnya.

BeritaTerkait:

Gus Din Sarankan Terlapor Penuduh Ijazah Palsu Jokowi Minta Maaf, Sebelum Masuk Penjara

Polres Jakarta Pusat Proses Laporan Relawan Jokowi, kepada Roy Suryo, Rismon Sianipar, Rizal Fadillah dan Dokter Tifa

Sekjen Bara JP Relly Reagen Sependapat Boni Hargens, Ada Tujuan Politis Di Balik Isu Ijazah Palsu 

Mengapa Amerika Keberatan dengan GPN dan QRIS?

Di negeri kita sudah sering kita dengar dan kita saksikan para penceramah agama di masjid-masjid atau di jalan-jalan raya atau di tempat lainnya di hadapan para pengagumnya– tentu dengan niatnya masing-masing–seringkali juga secara vulgar, bahkan ada yang sangat tidak santun, menghardik, memaki-maki, melaknati dan meluapkan amarah hingga kalap plus kehilangan akal sehat saat menyampaikan kritiknya kepada pemerintah yang sedang berkuasa.

Baru-baru ini, Cak Nun di hadapan para pengikutnya menyampaikan “kritik” yang menurut saya lebih beraroma penghinaan kepada Kepala Negara RI, Presiden RI, Bapak Ir. Joko Widodo. Cak Nun yang selama ini hanya pandai bicara–yang prestasinya di bidang agama pasti tidak sehebat Nabi Musa–telah menyamakan Pak Jokowi dengan Fir’aun dan Pak Luhut sama dengan Haman.

Ucapan tidak pantas tersebut dilontarkan oleh seorang Cak Nun, rakyat biasa yang bahkan tidak punya andil kongkrit turut mensejahterakan rakyat Indonesia, itu menurut saya karena ia tergesa-gesa mengikuti hawa nafsu kebenciannya. Tidaklah tepat dan sopan Cak Nun menyamakan Pak Jokowi dengan Fir’aun karena Pak Jokowi tidak pernah menyatakan diri: “Saya adalah Tuhan kalian semua Yang Maha Tinggi!”

Tetapi mungkin inilah demokrasi kita yang sudah terlalu bebas, sehingga siapa saja boleh bicara apa saja, sedangkan pemerintah yang sedang berkuasa pun meski dihina secara vulgar juga membiarkan saja. Seharusnya mereka yang menghina pemerintahan yang sah, apalagi nyata-nyata mencaci maki Presiden RI, diberi “obat pahit” yang menyembuhkan, dan apabila penyakitnya itu menular cepat ada baiknya jika “diamputasi” segera.

Sebenarnya kita bisa memaklumi jika bahasa mereka tidak sekasar itu dan tidak pula melampaui batas kesantunan. Mereka melakukan “kritik pedas” yang mirip penghinaan itu tiada lain untuk menuntut sebanyak mungkin hak-hak mereka sebagai rakyat atau mungkin mereka sedang “berjihad” melawan ketidakadilan pemerintah yang sedang berkuasa. Adapun kewajiban-kewajiban mereka sebagai rakyat terhadap pemerintah, seperti kewajiban untuk menaatinya dan lain-lain mereka lupakan. Di negeri manakah ada pemerintahan yang dengan sempurna mampu memenuhi keinginan seluruh rakyatnya?

Cak Nun tentu sudah tahu, bahwa dahulu kala, pada era Khalifah al-Ma’mun bin Harun al-Rasyid (wafat tahun 833 M) dari Bani Abbasiyyah pada suatu hari ada seorang penceramah agama yang menyampaikan kritik sangat keras kepadanya. Ia memanggil al-Ma’mun,

يا ظالم يا فاجر !

“Hai zalim, wahai pendosa..!”

Al-Ma’mun bin Harun al-Rasyid adalah seorang yang mampu memahami dan bersikap santun, sehingga ia tidak mengganjar penceramah tersebut dengan hukuman. Sebaliknya ia berkata kepadanya,

يا هذا ارفق فإن الله بعث من هو خير منك إلى من هو شر مني وأمره بالرفق بعث موسى وهارون وهما خير منك إلى فرعون وهو شر مني

“Hai (engkau) ini bersikap lembutlah, sesungguhnya Allah telah mengutus sebelummu seorang utusan yang lebih baik darimu kepada orang yang ia lebih buruk dariku. Sedangkan Allah memerintahkannya untuk bersikap lemah lembut. Allah telah mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihima al-salam yang mereka berdua itu lebih baik darimu kepada Fir’aun yang dia lebih buruk dariku. Allah berfirman kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihima al-salam,

إذهبا إلى فرعون إنه طغى فقولا له قولا لينا لعله يتذكر أو يخشى ( طه : ٤٣-٤٤ )

“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka, berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia ingat (keagungan Allah Ta’ala) atau (ia) takut.” ( Qs. Thaha: 43, 44 )

KH. Ahmad Ishomuddin, Dosen Univrsitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung

Tags: Cak NunJokowiKH. Ahmad IshomuddinPresiden Jokowi
Share255Tweet160SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

Gus Din Sarankan Terlapor Penuduh Ijazah Palsu Jokowi Minta Maaf, Sebelum Masuk Penjara
Resensi

Gus Din Sarankan Terlapor Penuduh Ijazah Palsu Jokowi Minta Maaf, Sebelum Masuk Penjara

by liputan9news
May 1, 2025
0

Jakarta | LIPUTAN9NEwS - Ketua Umum Relawan Barisan Pembaharuan (BP) Syafrudin Budiman, SIP memberikan apresiasi dan rasa hormat, usai Presiden ke-7...

Read more
Ijazah-Jokowi

Polres Jakarta Pusat Proses Laporan Relawan Jokowi, kepada Roy Suryo, Rismon Sianipar, Rizal Fadillah dan Dokter Tifa

April 29, 2025
Bara

Sekjen Bara JP Relly Reagen Sependapat Boni Hargens, Ada Tujuan Politis Di Balik Isu Ijazah Palsu 

April 29, 2025
GPN-QRIS

Mengapa Amerika Keberatan dengan GPN dan QRIS?

April 29, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2364
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

726
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

137
Heru siswanto

Kebodohan yang Terorganisir

May 24, 2025
Marus Amin

Hadiri Anugerah Syiar Ramadan 2025, Kiai Maruf: Tayangan Ramadan Harus Jaga Pola Pikir Umat dan Perilaku Menyimpang

May 24, 2025
Foto: Masjid Kinbaluh

Khutbah Jumat: Berbakti Pada Orang Tua yang Sudah Tiada

May 23, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In